![]() |
Foto: Serambinews.com |
BUM - Kampanye akbar Pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Aceh Besar nomor urut dua, Saifuddin Yahya atau Pak Cek dan Juanda Djamal, Kamis (9/2), diwarnai histeria massa yang luar biasa. Para pendukung setia Pak Cek/Juanda yang datang dari tiga sagoe yang mencakup seluruh kecamatan di Aceh Besar, memerahkan lapangan sepak bola Neuheun, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar.
Intip Berita lain: Pasangan Ahok dan Anies maju ke putaran kedua?
Lautan massa yang meluber hingga nyaris dalam radius satu kilometer dari Lapangan Sepakbola Neuhuen yang didominasi warna merah, sempat memacetkan lalu lintas. Bahkan Ketua Umum DPA PA yang juga Calon Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau Mualem, terpaksa bersusah payah menerobos kerumunan massa untuk mencapai lokasi acara.
Saksi mata mengungkapkan, ribuan massa malah terpaksa gigit jari, karena gagal mencapai lokasi acara. Akibat tertahan dengan kerumunan massa yang menyemut luar biasa. Seribuan kendaraan roda empat dan roda enam serta kendaraan bermotor termasuk becak, tampak terlibat dalam konvoi panjang dari seluruh penjuru Aceh Besar, menuju Lapangan Sepakbola Neuhuen, sejenak waktu Dhuhur.
Amatan Serambi di lapangan sepak bola Neuheun, massa mulai berdatangan sejak pukul 14.00 WIB dan bubar pada pukul 18.30 WIB. Sebagian besar massa pendukung menggunakan atribut warna merah terutama bendera serta ikat kepala berlambang Partai Aceh, sebagai tanda pendukung partai yang hingga kini masih dominan di Aceh Besar itu. Namun terdapat juga beberapa atribut partai pengusung lainnya seperti PKS, Demokrat, Gerindra.
Saksi mata mengungkapkan, ribuan massa malah terpaksa gigit jari, karena gagal mencapai lokasi acara. Akibat tertahan dengan kerumunan massa yang menyemut luar biasa. Seribuan kendaraan roda empat dan roda enam serta kendaraan bermotor termasuk becak, tampak terlibat dalam konvoi panjang dari seluruh penjuru Aceh Besar, menuju Lapangan Sepakbola Neuhuen, sejenak waktu Dhuhur.
Amatan Serambi di lapangan sepak bola Neuheun, massa mulai berdatangan sejak pukul 14.00 WIB dan bubar pada pukul 18.30 WIB. Sebagian besar massa pendukung menggunakan atribut warna merah terutama bendera serta ikat kepala berlambang Partai Aceh, sebagai tanda pendukung partai yang hingga kini masih dominan di Aceh Besar itu. Namun terdapat juga beberapa atribut partai pengusung lainnya seperti PKS, Demokrat, Gerindra.
Dalam kampanye akbar itu, sejumlah tokoh seperti calon wakil gubernur Aceh, TA Khalid, Sekjen DPA Partai Aceh, Muklis Basyah, Anggota DPRA dari Gerindra, Abdurahman Ahmad, Ketua PKS Aceh, Gufran Zainal Abidin hadir menyampaikan orasi. Serta hadir juga Ketua DPRA, Tgk Muharuddin, mantan petinggi GAM Aceh Besar, Muharram, serta para ulama di Aceh Besar. Selain itu, disela-sela orasi politik, massa juga dihibur oleh penyanyi Imum Jhon, serta pelawak Adun Jelas dan Bang Him Morning Eumpang Breuh.
Saifuddin Yahya dalam orasinya mengajak masyarakat Aceh Besar untuk memenangkan pasangan Saifuddin Yahya-Juanda Djamal untuk bupati/wakil Bupati Aceh Besar dan pasangan Muzakir Manaf-TA Khalid untuk Gubernur/Wakil Gubernur Aceh.
Pakcek mengimbau pendukungnya untuk tidak memainkan jurus black campaign untuk meraih kemenangan dalam Pilkada. Pak Cek juga mengingatkan pendukungnya, memenangkan dirinya sebagai bupati Aceh Besar adalah hal penting. Namun juga tak kalah pentingnya adalah memenangkan Mualem sebagai Gubernur Aceh, sebagai jalan untuk merealisasikan MoU Helsinki secara utuh.
Ia menyebutkan, kedepan akan meminta nasihat, masukan, dan kritikan dari para ulama dalam membangun Aceh Besar, Sebab, lanjut Pak Cek, menjadi bupati Aceh Besar merupakan sebuah amanah dan ujian yang harus dijalankan. “Semoga kehadiran saya sebagai salah satu kandidat Bupati Aceh Besar akan memberi manfaat bagi Aceh Besar. Karena itu mari bersama-sama kita kembangkan dan memajukan Aceh Besar,” ujar Pak Cek yang disambut sorak sorai pendukungnya, kemarin.
Ia meminta kepada pedukungnya, agar hari hari menjelang hari H, pemilihan 15 Februari mendatang, agar dapat meningkatkan pengawasan, menguatkan saksi-saksi, dan mengawasi kotak suara untuk menghindari hal hal yang tak diinginkan.
Sementara Calon Wakil Bupati Aceh Besar, Juanda Djamal dalam orasinya menegaskan komitmen pasangan Pak Cek-Juanda untuk berpolitik secara santun, serta bebas dari fitnah, untuk meraih kemenangan. “Kami ingin membuktikan dan mencatatkan tinta emas di lembar sejarah, bahwa dengan perilaku politik yang santun dan bersahaja juga dapat memenangkan Pilkada,” tutur Juanda Djamal disambut gegap gempita para pendukung.
Ia meminta masyarakat Aceh Besar ke depan nanti untuk tidak berpangku tangan, karena Aceh Besar memiliki wilayah sangat luas dengan potensi pertanian, perkebunan, sumber sungai, hutan, laut hingga tambang. “Ini harus bisa dikelola dengan baik, dan menjadi tanggung jawab kita bersama agar sumber daya alam yang besar ini dikelola oleh bangsa sendiri, maka yang perlu dilakukan yaitu mempersiapkan generasi masa depan dengan benar,” ujar Juanda.
Ia menyebutkan saat ini Aceh Besar memiliki anak usia di bawah 10 tahun sebanyak 85 ribu orang. Sehingga pemerintah harus mampu menciptakan generasi masa depan Aceh Besar yang punya skill dalam pengelolaan sumber daya alam. Ulama dan umara juga bertanggung jawab dalam mempersiapkan generasa muda ini.
Sementara Calon Wakil Gubernur Aceh, TA Khalid dihadapan massa Aceh Besar menyampaikan, bahwa MoU Helsinki menjadi tanggung jawab Partai Aceh. Setelah perdamaian, pemerintah pusat memberikan self government kepada Aceh. Dalam kontek itu, Partai Aceh menjadi alat dalam merealisasikan janji pemerintah pusat kepada Aceh. “Beritahu kepada saudara kita yang belum bergabung, agar segera bergabung dengan Partai Aceh,” ujarnya disambut histeria massa yang luar biasa.
Saifuddin Yahya dalam orasinya mengajak masyarakat Aceh Besar untuk memenangkan pasangan Saifuddin Yahya-Juanda Djamal untuk bupati/wakil Bupati Aceh Besar dan pasangan Muzakir Manaf-TA Khalid untuk Gubernur/Wakil Gubernur Aceh.
Pakcek mengimbau pendukungnya untuk tidak memainkan jurus black campaign untuk meraih kemenangan dalam Pilkada. Pak Cek juga mengingatkan pendukungnya, memenangkan dirinya sebagai bupati Aceh Besar adalah hal penting. Namun juga tak kalah pentingnya adalah memenangkan Mualem sebagai Gubernur Aceh, sebagai jalan untuk merealisasikan MoU Helsinki secara utuh.
Ia menyebutkan, kedepan akan meminta nasihat, masukan, dan kritikan dari para ulama dalam membangun Aceh Besar, Sebab, lanjut Pak Cek, menjadi bupati Aceh Besar merupakan sebuah amanah dan ujian yang harus dijalankan. “Semoga kehadiran saya sebagai salah satu kandidat Bupati Aceh Besar akan memberi manfaat bagi Aceh Besar. Karena itu mari bersama-sama kita kembangkan dan memajukan Aceh Besar,” ujar Pak Cek yang disambut sorak sorai pendukungnya, kemarin.
Ia meminta kepada pedukungnya, agar hari hari menjelang hari H, pemilihan 15 Februari mendatang, agar dapat meningkatkan pengawasan, menguatkan saksi-saksi, dan mengawasi kotak suara untuk menghindari hal hal yang tak diinginkan.
Sementara Calon Wakil Bupati Aceh Besar, Juanda Djamal dalam orasinya menegaskan komitmen pasangan Pak Cek-Juanda untuk berpolitik secara santun, serta bebas dari fitnah, untuk meraih kemenangan. “Kami ingin membuktikan dan mencatatkan tinta emas di lembar sejarah, bahwa dengan perilaku politik yang santun dan bersahaja juga dapat memenangkan Pilkada,” tutur Juanda Djamal disambut gegap gempita para pendukung.
Ia meminta masyarakat Aceh Besar ke depan nanti untuk tidak berpangku tangan, karena Aceh Besar memiliki wilayah sangat luas dengan potensi pertanian, perkebunan, sumber sungai, hutan, laut hingga tambang. “Ini harus bisa dikelola dengan baik, dan menjadi tanggung jawab kita bersama agar sumber daya alam yang besar ini dikelola oleh bangsa sendiri, maka yang perlu dilakukan yaitu mempersiapkan generasi masa depan dengan benar,” ujar Juanda.
Ia menyebutkan saat ini Aceh Besar memiliki anak usia di bawah 10 tahun sebanyak 85 ribu orang. Sehingga pemerintah harus mampu menciptakan generasi masa depan Aceh Besar yang punya skill dalam pengelolaan sumber daya alam. Ulama dan umara juga bertanggung jawab dalam mempersiapkan generasa muda ini.
Sementara Calon Wakil Gubernur Aceh, TA Khalid dihadapan massa Aceh Besar menyampaikan, bahwa MoU Helsinki menjadi tanggung jawab Partai Aceh. Setelah perdamaian, pemerintah pusat memberikan self government kepada Aceh. Dalam kontek itu, Partai Aceh menjadi alat dalam merealisasikan janji pemerintah pusat kepada Aceh. “Beritahu kepada saudara kita yang belum bergabung, agar segera bergabung dengan Partai Aceh,” ujarnya disambut histeria massa yang luar biasa.
suber: (mun/aceh.tribunnews.com)
EmoticonEmoticon