Minggu, 26 Februari 2017

Joek Aneuk Bak Nek, Inilah bentuk Pengabaian orang tua terhadap anak

Tags

Joek Aneuk Bak Nek, Inilah bentuk Pengabaian orang tua terhadap anak
Foto: warungblogger.org

BUM - Pengasuhan anak yang secara konsisten dilakukan oleh orang tua dari zaman ke zaman adalah pengabaian. Derita ini rentan dialami anak-anak dari berbagai kelas sosial, bahkan intelektual sekalipun.
 
BACA:
 
Banyak orang tua yang ternyata tidak sadar bahwa mereka telah mengabaikan hak-hak anak yang wajib dipenuhinya. Pasalnya, mereka lazim memahami pengabaian sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan kasat mata seperti, makan, pakaian, uang jajan, atau sekolah (tolok ukur pendidikan paling sederhana).

Padahal, anak sebagai spesies manusia paling lemah, membutuhkan lebih banyak perhatian dari orang tua, selain kebutuhan material: kasih, kehadiran, penghargaan, pendidikan, teladan, pemberian kesempatan untuk mengekspresikan perasaan, dan penjagaan.

Di antara ragam-ragam pengabaian orang tua ke anak, ada setidaknya tiga situasi yang sering dianggap lumrah; padahal, itu adalah bentuk pengabaian yang nyata.

Menyerahkan anak ke pembantu atau kerabat

Pembantu, baby sitter tidak bisa menggantikan orang tua dalam merawat anak. Pembantu hanya akan membantu nasibnya sendiri. Di rumah tangga, mereka adalah pekerja, sama seperti seorang karyawan di kantor. Mereka hanya cari aman dan uang belaka.

Jika butuh ilustrasi, lihatlah betapa tak terawatnya mobil-mobil dinas yang diserahkan ke karyawan, baik negeri maupun swasta. Kendaran mereka cepat bobrok karena dirawat setengah hati—sama seperti bobroknya jiwa anak yang besar di tangan pembantu.

“Hei Maya!! Ngapain aja kamu1? Sini!” teriak pembantu ke anak berusia 3 tahun dengan nama samaran tersebut. Padahal, Maya dijaga oleh dua pengasuh khusus. Mudah bagi keluarga Maya untuk membayar orang, kakeknya adalah jenderal plus pengusaha.
Pengasuh Maya hanya manis saat semua keluarga ada di rumah. Laku seperti ini pasti sebuah gejala umum. Pasalnya, seharusnya, pengasuh Maya tidak terlalu lelah karena ada dua. Di rumah si kecil Maya yang luas dan mewah itu, ada belasan pembantu dengan tugas spesifik. Bagaimana jika di dalam rumah cuma ada satu pembantu yang menjaga anak?

Sponsored


Kekerasan verbal seperti itu jelas akan menggurat luka, perih yang tersimpan akan memunculkan cacat kepribadian. Bahkan, seorang kawan penulis bercerita bagaimana dia dan saudaranya kala itu harus mengalami kekerasan verbal dan fisik sekaligus dari pengasuhnya; padahal, dia masih kerabat sendiri.

Saudara kembarnya bahkan harus menderita schizofrenia sejak remaja hingga kini (28). Mereka dibentak, dicubit, dikurung, bahkan tak jarang dirampas mainannya untuk diserahkan ke anak pembantunya tersebut. Ketika dua anak malang ini melaporkan kasusnya ke orang tua, mereka tak percaya karena pengasuh tampak selalu manis ketika di hadapan ayah dan ibunya. Seperti biasa, sesal selalu menjadi simpulan akhir sebuah peristiwa.

Menyerahkan pengasuhan anak ke keluarga dekat seperti nenek atau bibi 

Adalah bentuk pengabaian yang sering dianggap normal. Jika Anda ingin bukti betapa rusaknya jiwa anak-anak ini, tengoklah yang terjadi di beberapa tempat di Pantura Jawa. Perhatikan dengan saksama kerusakan kepribadian sebagian (besar) anak-anak TKI. Hal ini pun diakui oleh sebagian mereka yang harus bekerja di luar negeri atau kota.

Nenek secara usia tentu tidak laik mengasuh anak-anak, belum lagi ditambah dengan cara pandang terhadap pola asuh yang sudah usang. Keadaan ini akan lebih parah jika orang tuanya kurang upeti alias uang kiriman. Seorang nenek secara alamiah pantasnya hanya bersenang-senang dengan cucu pada momen-monen tertentu, bukan dibebani tanggungjawab pengasuhan permanen setiap waktu.

Tante atau rumah paman adalah tempat bermain saat akhir pekan
Hal ini tentu saja akan sangat manis. Jika anak dipasrahkan untuk diasuh, sampai kapan pun paman dan bibi tidak akan bisa menggantikan orang tua, terutama dari sisi psikologis. 

Kerusakan kepribadian secara jelas adalah buntut dari jiwa yang kering, yang dalam kasus ini diakibatkan oleh pengabaian dari orang tua. Anak manusia bukan seperti anak burung yang bisa dirawat oleh siapa saja: dipindah dari satu tangan ke tangan lain.

source: rimanews.com



EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)

Artikel Pilihan